Skip to main content

Uji Klinis Vaksin Dbd Di Indonesia Tunjukkan Hasil Positif

Ilustrasi vaksin dengue. Foto: thinkstock Ilustrasi vaksin dengue. Foto: thinkstock

Jakarta - Beberapa penyakit ada vaksin untuk mencegahnya, salah satunya ialah Demam Berdarah Dengue (DBD). Yaitu salah satu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Vaksin dengue atau disebut CYT-TDV ialah vaksin hidup yang dilemahkan dan direkombinasikan dengan protein 17D virus fellow fever. Butuh waktu sekitar enam tahun melaksanakan uji klinis untuk mengetahui tingkat efektivitasnya.

"Penelitian ini diujikan pada anak usia 9-16 tahun, jadi efektifnya pada usia segitu," ujar salah satu peneliti vaksin dengue, Prof Dr dr Sri Rezeki Syaraswati Hadinegoro, SpA(K), ketika ditemui di tempat Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019).

Vaksin tersebut diuji klinis di lima negara Asia yaitu Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri diujikan pada 1.870 anak di tiga kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Denpasar.



Hasilnya menunjukkan bahwa vakin dengue bisa mengurangi DBD dengan tanda-tanda sebanyak 65,5 persen, mengurangi perawatan rumah sakit sampai 80,8 persen, dan mengurangi dengue berat sebanyak 92,9 persen bila diberikan pada anak usia 9-16 tahun dengan dengue seropositif.

"Seropositif itu yang pernah sakit (DBD). Vaksin ini sangat baik bagi yang pernah sakit. Tapi kan ada 4 (serotipe), bisa saja ia dulu tipe 4 kini tipe 2," tambah Prof Sri yang juga staf pengajar di Fakultas Kedokeran Universitas Indonesia.

Seropositif ini merupakan seseorang yang pernah mengidap DBD, baik terdiagnosis ataupun tidak, baik dirawat atau dari investigasi antibodi terhadap virus dengue.



Comments

Popular posts from this blog

10 Hoax Kesehatan Yang Sering Beredar Di Whatsapp Dan Facebook

Massa tergabung dalam Gerakan Muda Anti Hoax (GEMA HOAX) mendesak polisi semoga tindak tegas penyebar hoax. (Foto: Lamhot Aritonang) Jakarta - Whatsapp dan Facebook sering jadi aplikasi yang dipakai orang-orang untuk bertukar informasi. Di dalamnya sering juga muncul hoax-hoax kesehatan. Bagaimana cara supaya kita sanggup mengetahui mana informasi kesehatan di Whatsapp dan Facebook yang patut dicurigai? Sekretaris Jendral Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Dr Berry Juliandi, Msi, menyampaikan biasanya hoax bermain dengan informasi yang membawa pesan impian atau ketakutan. Diperlukan perilaku kritis selalu mewaspadai informasi sehingga tidak gampang untuk mendapatkan informasi gres di Whatsapp dan Facebook . Sebagai pola setidaknya beberapa hoax ini selalu diulang beredar tidak ada matinya di Whatsapp dan Facebook: 1. Main ponsel di kawasan gelap sebabkan tumor mata Informasi soal ancaman main ponsel sambil tiduran seringkali kita dapatkan, mulai dari pesan berisi bahaya-baha...

Potential Blood And Body Waste Check For Syndrome Greeted With Skepticism

A research team at the University of statesman claims to own developed blood and body waste tests which will effectively indicate syndrome in youngsters. The study, exploitation advanced machine learning algorithms designed to spot variations in blood and body waste between syndrome spectrum disorder (ASD) subjects and healthy youngsters, suggests a spread of recent biomarkers that might be associated with the condition. A big hunt is presently afoot for a transparent biomarker which will enable doctors Associate in Nursing objective pathological thanks to diagnose ASD. presently the sole thanks to diagnose the condition is thru behavioural assessments, and most kids are not known as unfit till once the age of 4. The condition is undeniably advanced, with several researchers recognizing the causes as stock-still in Associate in Nursing elusive combination of genetic variants and environmental factors. Previous analysis has recommended Associate in Nursing assortment of attainabl...

Difteri: Penyebab, Gejala, Obat, Dan Cara Mencegahnya

Ruang isolasi pasien difteri di salah satu rumah sakit di Garut. (Foto: Hakim Ghani) Jakarta - Difteri ialah penyakit infeksi basil yang beberapa kali menimbulkan insiden luar biasa (KLB) di Indonesia. Penyakit ini sudah dideskripsikan semenjak kala ke-5 sebelum masehi oleh para ilmuwan Yunani dan menjadi penyebab ajal terbanyak pada anak-anak. Konsultan penyakit infeksi Dr dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan difteri mematikan lantaran membentuk selaput di kanal napas. Dampaknya seorang anak akan jadi kesulitan atau bahkan tidak sanggup bernapas. Selain itu basil difteri juga memproduksi toksin yang sanggup merusak jantung, ginjal, dan saraf memicu komplikasi. Dikutip dari banyak sekali sumber, berikut beberapa fakta yang perlu kau tahu wacana difteri: 1. Penyebab difteri Difteri disebabkan oleh infeksi basil berjulukan Corynebacterium Diphteriae pertama kali diidentifikasi oleh ilmuwan berjulukan F. Loeffler sekitar tahun 1880....