Skip to main content

Suka Mengantuk, Benarkah Tanda-Tanda Diabetes?

Foto: shutterstock Foto: shutterstock

Jakarta - Banyak yang menyebut mengantuk merupakan tanda-tanda penyakit diabetes. Medical Advisor Kalbe Nutritionals, dr. Ervina Hasti W membenarkan mengantuk memang sering dirasakan penderita diabetes.

"Tapi bukan merupakan merupakan tanda-tanda diabetes. Untuk itu diharapkan serangkaian investigasi yang memastikan kadar gula darah," ungkap Medical Advisor Kalbe Nutritionals, dr. Ervina Hasti W kepada detikHealth, Minggu (17/2/2019).


Rasa kantuk yang sering dirasakan oleh penderita diabetes, lanjut dr. Ervina, ternyata lebih disebabkan oleh kurangnya kegiatan dan berat tubuh yang berlebih yang umumnya dimiliki oleh penderita

"Mengantuk yang dirasakan oleh penderita diabetes disebabkan lantaran kelelahan yang dialami penderita, baik ketika kadar gula darah tinggi ataupun rendah. Pada ketika gula darah tinggi, konsistensi darah menjadi tidak normal sampai terjadi gangguan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke sel-sel tubuh," kata dr. Ervina.

"Sementara ketika gula darah rendah, sel-sel juga akan kekurangan nutrisi dan oksigen untuk sanggup bekerja dengan baik. Selain itu mengantuk sanggup lantaran kurang kegiatan dan berat tubuh berlebih serta makan masakan berkalori tinggi," sambungnya.


dr. Ervina juga menyebut ada 4 tanda-tanda utama yang akan dirasakan oleh penderita diabetes, di antaranya sering merasa haus, gampang lapar, sering buang air kecil dan berat tubuh menurun tanpa alasannya yang jelas.

"Gejala lain yang sanggup menyertai yaitu cepat lelah, kaki atau tangan gampang kesemutan atau kebas, luka sulit sembuh, pengelihatan kabur, gatal di kulit. Bagi pria sanggup terjadi impotensi, serta keputihan mungkin timbul pada wanita," lanjut dr. Ervina.

Jika sudah didiagnosis menderita diabetes, dr. Ervina menyarankan untuk melaksanakan 3 hal semoga kadar gula dara terkontrol. Di antaranya rutin berolahraga 30 menit per hari, minum obat anti diabetes sesuai rekomendasi dan taati tawaran dokter, serta terapkan contoh makan dengan prinsip 3 J, yakni jenis, jumlah, dan jadwal.

"Pilih jenis masakan dengan indeks glikemik rendah dan kaya serat, hindari karbohidrat sederhana dan gula. Bila perlu, ganti konsumsi gula dengan pelengkap rendah kalori yang lebih sehat. Selain itu, jumlah atau porsi masakan harus sempurna dan sesuai dengan kebutuhan kalori harian yang terbagi menjadi 3 kali makan besar dan selingan di antara jam makan besar," terang dr. Ervina.

Selain itu, penderita diabetes juga dianjurkan untuk mengonsumsi Diabetasol. Susu pengganti makan ini mengandung asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk para pengidap diabetes. Diabetasol juga mengandung Vitadigest dan indeks glikemik rendah yang sanggup membantu menstabilkan kadar gula darah.

Comments

Popular posts from this blog

Potential Blood And Body Waste Check For Syndrome Greeted With Skepticism

A research team at the University of statesman claims to own developed blood and body waste tests which will effectively indicate syndrome in youngsters. The study, exploitation advanced machine learning algorithms designed to spot variations in blood and body waste between syndrome spectrum disorder (ASD) subjects and healthy youngsters, suggests a spread of recent biomarkers that might be associated with the condition. A big hunt is presently afoot for a transparent biomarker which will enable doctors Associate in Nursing objective pathological thanks to diagnose ASD. presently the sole thanks to diagnose the condition is thru behavioural assessments, and most kids are not known as unfit till once the age of 4. The condition is undeniably advanced, with several researchers recognizing the causes as stock-still in Associate in Nursing elusive combination of genetic variants and environmental factors. Previous analysis has recommended Associate in Nursing assortment of attainabl...

10 Hoax Kesehatan Yang Sering Beredar Di Whatsapp Dan Facebook

Massa tergabung dalam Gerakan Muda Anti Hoax (GEMA HOAX) mendesak polisi semoga tindak tegas penyebar hoax. (Foto: Lamhot Aritonang) Jakarta - Whatsapp dan Facebook sering jadi aplikasi yang dipakai orang-orang untuk bertukar informasi. Di dalamnya sering juga muncul hoax-hoax kesehatan. Bagaimana cara supaya kita sanggup mengetahui mana informasi kesehatan di Whatsapp dan Facebook yang patut dicurigai? Sekretaris Jendral Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Dr Berry Juliandi, Msi, menyampaikan biasanya hoax bermain dengan informasi yang membawa pesan impian atau ketakutan. Diperlukan perilaku kritis selalu mewaspadai informasi sehingga tidak gampang untuk mendapatkan informasi gres di Whatsapp dan Facebook . Sebagai pola setidaknya beberapa hoax ini selalu diulang beredar tidak ada matinya di Whatsapp dan Facebook: 1. Main ponsel di kawasan gelap sebabkan tumor mata Informasi soal ancaman main ponsel sambil tiduran seringkali kita dapatkan, mulai dari pesan berisi bahaya-baha...

6 Penyakit Yang Dapat Menyerang Kelenjar Getah Bening

Ranza Ferdian meninggal dunia. Foto: Ranza Ferdian (Instagram) Jakarta - Dunia hiburan kembali berduka dengan kabar berpulangnya artis FTV Ranza Ferdian pada hari ini (20/2). Kabar tersebut tiba dari pemeran Ferdi Ali di Instagram miliknya, di mana ia mengunggah foto Ranza dengan caption berisi ucapan berbelasungkawa. Hingga sekarang masih belum terang apa penyakit yang diidap pemeran muda tersebut. Banyak dari penggemarnya yang menuliskan sang pemeran dan bintang iklan itu mengidap penyakit yang menyerang kelenjar getah bening . Kelenjar getah bening merupakan sekumpulan jaringan berbentuk oval yang mempunyai tugas penting dalam melindungi tubuh dari infeksi dan juga kanker. Tanda ketika sel-sel imun di dalam kelenjar getah bening sedang melawan infeksi atau kanker yaitu dengan membesar atau membengkak, yang disebut adenopati. Baca juga: Ramai Disebut Ranza Ferdian Meninggal sebab Kelenjar Getah Bening Kelenjar ini tersebar di seluruh tubuh dan terbentuk dalam grup, ibarat di ...