
Jakarta - Salah satu penyakit endemis yang selalu muncul di Indonesia ialah Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu cara untuk mencegah penyakit itu ialah dengan vaksin dengue.
Menurut peneliti vaksin dengue Prof Dr dr Sri Rezeki Syaraswati Hadinegoro, SpA(K), vaksin ini efektif diberikan pada anak usia 9-16 tahun dengan catatan pernah didiagnosis DBD sebelumnya, baik dirawat maupun tidak.
"Vaksinnya 3 kali, insya Allah sekali seumur hidup. Saat 0 bulan, kemudian 6 dan 12 bulan," ungkapnya ketika ditemui di tempat Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019).
Meskipun telah menemui efektivitas yang cukup baik untuk mengurangi kejadi DBD, namun vaksin dengue ini belum sanggup diimplementasikan pada agenda imunisasi nasional.
"Kemenkes ini kan sudah banyak (imunisasinya), ada difteri, MR (Maesles Rubella), polio lagi muncul. Sudah ada di year plan, tapi jadi mundur deh. Nggak tahu hingga kapan," lanjutnya.
Prof Sri menjelaskan bahwa vaksin dengue ini pun minim imbas samping. Misalnya menyerupai nyeri di tempat suntikan, kemerahan, bengkak, demam, dan nyeri otot.
"Nggak ada vaksin yang nggak ada imbas sampingnya, hampir sama dengan vaksin-vaksin sebelumnya. Selama 6 tahun imbas sampingnya nggak ada yang aneh-aneh, demam saja sedikit," tandasnya.
Comments
Post a Comment