Skip to main content

Kata Penyintas Soal 2 Obat Kanker Usus Yang Tak Ditanggung Bpjs Kesehatan

Kebijakan gres perihal obat kanker dikeluhkan oleh penyintas (Foto: Ayunda Septiani/detikHealth) Kebijakan gres perihal obat kanker dikeluhkan oleh penyintas (Foto: Ayunda Septiani/detikHealth)

Jakarta - Baru-baru ini pemerintah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan yang mengeluarkan obat kanker Bevacizumab dan Cetuximab dari Formularium Nasional (Fornas). Kedua obat ini diberikan untuk pengobatan kanker kolorektal dan kanker nasofaring.

Adanya keputusan ini menciptakan komunitas penyintas kanker angkat bicara. Mereka menganggap keputusan Menkes akan menurunkan manfaat bagi akseptor JKN khususnya penyintas kanker.

"Kami sangat prihatin dengan adanya permenkes ini. Dalam paparan tersebut, disampaikan bahwa 2 obat ini, terapi target, tidak efektif. Permenkes ini sangat merugikan pasien khususnya kanker kolorektal," kata salah satu pendiri Cancer Information and Support Center (CISC), Aryanti Baramuli Putri, ketika dijumpai di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/2/3019).



Aryanti juga menambahkan adanya keputusan ini memberi kesan pemerintah mengorbankan pelayanan kesehatan dan tidak berempati pada penyintas kanker.

"Bagaimana dengan nyawa kami? Satu menit saja hidup kami sangat berarti," tambah Aryanti yang juga seorang penyintas kanker.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, menyampaikan kedua obat yang dihapuskan dari fornas ini merupakan obat sasaran terapi dan sangat kuat untuk memperpanjang impian hidip dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

"Keputusan ini menyiratkan Pemerintah tidak berguru dari kasus tahun kemudian yang mengeluarkan Transtuzumab. Mengorbankan pelayanan kesehatan bagi akseptor JKN," pungkasnya.




Simak juga video 'Mengenal Faktor Risiko Kanker Usus':

[Gambas:Video 20detik]


Kata Penyintas Soal 2 Obat Kanker Usus yang Tak Ditanggung BPJS Kesehatan

Comments

Popular posts from this blog

10 Hoax Kesehatan Yang Sering Beredar Di Whatsapp Dan Facebook

Massa tergabung dalam Gerakan Muda Anti Hoax (GEMA HOAX) mendesak polisi semoga tindak tegas penyebar hoax. (Foto: Lamhot Aritonang) Jakarta - Whatsapp dan Facebook sering jadi aplikasi yang dipakai orang-orang untuk bertukar informasi. Di dalamnya sering juga muncul hoax-hoax kesehatan. Bagaimana cara supaya kita sanggup mengetahui mana informasi kesehatan di Whatsapp dan Facebook yang patut dicurigai? Sekretaris Jendral Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Dr Berry Juliandi, Msi, menyampaikan biasanya hoax bermain dengan informasi yang membawa pesan impian atau ketakutan. Diperlukan perilaku kritis selalu mewaspadai informasi sehingga tidak gampang untuk mendapatkan informasi gres di Whatsapp dan Facebook . Sebagai pola setidaknya beberapa hoax ini selalu diulang beredar tidak ada matinya di Whatsapp dan Facebook: 1. Main ponsel di kawasan gelap sebabkan tumor mata Informasi soal ancaman main ponsel sambil tiduran seringkali kita dapatkan, mulai dari pesan berisi bahaya-baha...

Potential Blood And Body Waste Check For Syndrome Greeted With Skepticism

A research team at the University of statesman claims to own developed blood and body waste tests which will effectively indicate syndrome in youngsters. The study, exploitation advanced machine learning algorithms designed to spot variations in blood and body waste between syndrome spectrum disorder (ASD) subjects and healthy youngsters, suggests a spread of recent biomarkers that might be associated with the condition. A big hunt is presently afoot for a transparent biomarker which will enable doctors Associate in Nursing objective pathological thanks to diagnose ASD. presently the sole thanks to diagnose the condition is thru behavioural assessments, and most kids are not known as unfit till once the age of 4. The condition is undeniably advanced, with several researchers recognizing the causes as stock-still in Associate in Nursing elusive combination of genetic variants and environmental factors. Previous analysis has recommended Associate in Nursing assortment of attainabl...

Difteri: Penyebab, Gejala, Obat, Dan Cara Mencegahnya

Ruang isolasi pasien difteri di salah satu rumah sakit di Garut. (Foto: Hakim Ghani) Jakarta - Difteri ialah penyakit infeksi basil yang beberapa kali menimbulkan insiden luar biasa (KLB) di Indonesia. Penyakit ini sudah dideskripsikan semenjak kala ke-5 sebelum masehi oleh para ilmuwan Yunani dan menjadi penyebab ajal terbanyak pada anak-anak. Konsultan penyakit infeksi Dr dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan difteri mematikan lantaran membentuk selaput di kanal napas. Dampaknya seorang anak akan jadi kesulitan atau bahkan tidak sanggup bernapas. Selain itu basil difteri juga memproduksi toksin yang sanggup merusak jantung, ginjal, dan saraf memicu komplikasi. Dikutip dari banyak sekali sumber, berikut beberapa fakta yang perlu kau tahu wacana difteri: 1. Penyebab difteri Difteri disebabkan oleh infeksi basil berjulukan Corynebacterium Diphteriae pertama kali diidentifikasi oleh ilmuwan berjulukan F. Loeffler sekitar tahun 1880....