Skip to main content

Dear Warga Depok, Ada Rs Gres Lho Di Sekitar Ui

RSUI Depok. Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth RSUI Depok. Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth

Jakarta - Adakah warga Kota Depok yang belum tahu Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)? RSUI ini merupakan rumah sakit pendidikan yang diresmikan 13 Februari 2019 lalu.

Direktur Utama RSUI Dr. dr. Julianto Witjaksono,Sp.OG (K), MGO menyampaikan bahwa rumah sakit tersebut akan mengacu pada problem kesehatan di wilayah Kota Depok dan juga nasional dengan beberapa akomodasi unggulannya.

dr Julianto menyampaikan sekarang RSUI fokus pada pelayanan problem infeksi yang sanggup menular pada pasien lain. Salah satu akomodasi unggulannya ialah dengan adanya sistem dan ruang perawatan terpisah.

"Pasti berkaitan dengan problem benjol dan pusat-pusat benjol kita ada di lantai 1. Perawatan itu kita ada akomodasi perawatan terinfeksi atau terpisah, isolasi gitu. Alur masuk pasien benjol juga terpisah dan khusus untuk penyakit menular itu, menyerupai paru-paru kita punya sistem ruangan yang kondusif sehingga tidak menular pada pasien-pasien lain," ungkapnya kepada detikHealth ketika ditemui di RSUI Depok, Jawa Barat, Rabu (20/2/2019).

Ruang khusus perawatan infeksi.Ruang khusus perawatan infeksi. Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth


Bukan hanya fokus pada problem infeksi, RSUI juga bertujuan untuk menekan tingkat penyakit yang banyak diidap warga Kota Depok. Yaitu penyakit jantung, maut ibu dan bayi gres lahir, diabetes, dan pasien lansia.

"Berkaitan dengan tingginya angka pasien renta di Indonesia, Indonesia akan masuk negara aging kalau jumlah populasinya di atas 10 persen lansia di atas 65 tahun. Depok sudah masuk, jadi kita harus menyiapkan juga untuk lansia," tambahnya.

Rumah sakit ini menyiapkan 300 tempat tidur untuk rawat inap dan sanggup menampung sekitar 1.000-2.000 pasien rawat jalan setiap harinya. Selain itu, RSUI juga sanggup menampung sekitar 65 pasien sehari untuk perawatan intensif, menyerupai pasien operasi baik sampaumur maupun anak-anak.



RSUI menjadi rumah sakit pertama yang mempunyai bangunan tahan gempa di Indonesia. Sehingga, semua ruangan pelayanan pasien cukup kondusif dari terjangan gempa.

"Kalau di Indonesia ini yang pertama. Di gedung utama yang ada pelayanannya, itu sanggup tahan hingga 9 skala Richter," tutur dr Julianto.

Selain didesain senyaman mungkin, gedung RSUI ini juga didesain secara kondusif untuk tanggap kebakaran. Gedungnya didesain jikalau ada kebakaran, api tidak akan gampang menjalar ke tempat lain.

Lantai 1 gedung pelayanan RSUI. Lantai 1 gedung pelayanan RSUI. Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth


"Konsep buildingnya mengacu pada konstruksi yang safe pada tempat yang sanggup tahan api, yang sanggup membendung keluarnya asap dengan kompartemen-kompartemen tahan api. Kaprikornus akan kondusif kalau ada kebakaran di satu sisi, tidak akan cepat merambat ke tempat lain sehingga sanggup diungsikan dari tempat yang terbakar," tutupnya.

Sayangnya, RSUI memang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan meski prosedurnya sudah diurus semenjak September 2018. Diharapkan proses tersebut sanggup segera final dan sanggup melayani pasien BPJS Kesehatan. Tapi tidak perlu khawatir, warga Kota Depok tetap sanggup berobat gratis sebab ditanggung oleh pemkot Depok.

"Jadi yang masuk sini yang bayar cash atau mempunyai jaminan atau masyarakat miskin yang ditanggung oleh Pemkot Depok sudah sanggup kita terima, pasien-pasien miskin yang tidak tercover BPJS dan didanai oleh Pemkot Depok. Jumlahnya sekitar 2.000-an," terperinci dr Julianto.

Nah, yang rumahnya di sekitar UI Depok, nggak perlu jauh-jauh deh kalau mau berobat.



Tonton video 'Melihat RS Universitas Indonesia, ''Green Hospital'' yang Tahan Gempa':

[Gambas:Video 20detik]

Comments

Popular posts from this blog

Potential Blood And Body Waste Check For Syndrome Greeted With Skepticism

A research team at the University of statesman claims to own developed blood and body waste tests which will effectively indicate syndrome in youngsters. The study, exploitation advanced machine learning algorithms designed to spot variations in blood and body waste between syndrome spectrum disorder (ASD) subjects and healthy youngsters, suggests a spread of recent biomarkers that might be associated with the condition. A big hunt is presently afoot for a transparent biomarker which will enable doctors Associate in Nursing objective pathological thanks to diagnose ASD. presently the sole thanks to diagnose the condition is thru behavioural assessments, and most kids are not known as unfit till once the age of 4. The condition is undeniably advanced, with several researchers recognizing the causes as stock-still in Associate in Nursing elusive combination of genetic variants and environmental factors. Previous analysis has recommended Associate in Nursing assortment of attainabl...

Kesalahan Yang Kerap Dilakukan Ketika Menangani Luka Bakar

Kesalahan dalam mengatasi luka bakar. Foto: Getty Images Jakarta - Enam orang korban ledakan foodcourt Mal Taman Anggrek dinyatakan mengalami luka ringan. Beberapa di antaranya mengalami luka bakar pada tangannya. Musibah dapat tiba dari mana saja, alasannya yaitu itu penting sekali untuk mengetahui proteksi pertama pada hal-hal yang dapat saja terjadi ibarat luka bakar. Entah itu terkena knalpot yang panas, ketumpahan kuah sop atau teh yang panas, tahukah kau hal yang sempurna untuk dilakukan sesudahnya? "Untuk luka bakar ringan proteksi pertamanya yaitu diguyur air yang mengalir dari kran selama 30-40 menit," kata dr Vera Ikasari, SpBP, spelialis bedah plastik dari RSU Bunda beberapa waktu lalu. Baca juga: Ada 6 Korban Ledakan Mal Taman Anggrek, Ini Perhitungan Derajat Luka Bakar Hindari untuk melaksanakan hal berikut ini untuk menangani luka bakar: mal taman anggrek ledakan mal taman anggrek pertolongan pertama luka bakar luka bakar korban luka bakar

Electrolux Style Research Lab 2014 Opens For Entries

Electrolux style research lab, Associate in Nursing annual competition drawing on the ability of scholars round the world to showcase futurist and innovative appliance styles, can open for entries this Sat. The theme for the 2014 competition centers on optimizing the long run home for healthy lifestyles, whereas minimizing impact on the surroundings. Budding designers area unit invited to submit their ideas regarding the theme "Creating Healthy Homes" with attention on one among 3 specific areas. Culinary Enjoyment relates to a perceived growing interest within the food we have a tendency to eat, wherever it comes from and what it's like before we have a tendency to eat it. Electrolux says that this points to Associate in Nursing increasing want to eat healthily with higher quality ingredients and intrinsically, is trying to find style solutions to inspire clean ingestion in future homes. The second focus space, cloth Care, relates to linen or vesture styles that...