Skip to main content

Bagian Otak Ini Yang Paling Mensugesti Orang Percaya Hoaks Atau Tidak

Ada bab otak yang berfungsi untuk memilih pesannya hoaks atau tidak. (Foto: iStock) Ada bab otak yang berfungsi untuk memilih pesannya hoaks atau tidak. (Foto: iStock)

Jakarta - Ketika mendapat suatu pesan, ada bab otak yang paling berperan dalam memilih apakah pesan tersebut sanggup kita percaya atau tidak. Bagian tersebut disebut dengan amygdala, yakni bab otak yang berperan dalam mengolah rasa cemas, rasa takut, dan emosi lainnya.

"Terutama ketakutan. Kaprikornus takut dikontrol sangat besar oleh amygdala. Semua informasi disaring dulu dari amygdala alasannya ialah itu bab otak primitif, dari semua makhluk hidup termasuk hewan," kata Dr Berry Juliandi, Msi, Sekretaris Jendral Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), ketika ditemui usai program 'The Science Behind Hoax', Senin (18/2/2019).

Ketika seseorang merasa informasi tersebut tidak cocok atau mengganggu kepercayaannya, maka informasi tersebut sanggup terhenti di bab amydala tersebut tanpa harus mencari lebih dalam lagi. Dengan kata lain, otak menolak isi informasi yang ditawarkan pesan tersebut.

Namun, jikalau informasi tersebut dirasa sesuai dengan apa yang ia percayai atau polarisasi yang menempel dengannya (kebiasaan yang terbentuk alasannya ialah panduan dari kelompok yang ia ikuti), informasi tersebut akan lanjut diproses ke bab otak depan.



Dr Roby Muhamad, Ilmuan Sosial dari Universitas Indonesia dalam daerah yang sama turut menambahkan bahwa proses yang terjadi pada amygdala pun terjadi dengan sangat cepat.

"Isu-isu yang membagikan ketakutan dan keinginan men-trigger apa yang disebut amygdala. Otak itu kan dari belakang ke depan, makin depan makin canggih. Informasi apapun amygdala dulu yang seleksi, kalau ada asosiasi contohnya dengan partai PDIP beliau eksklusif nolak. Kalau lolos, beliau akan diteruskan ke otak bab tengah, relevan atau enggak dengan hidup kita," terang Dr Roby.

"Itu reaksinya pun cepat sekali. Sama menyerupai kita lihat ular eksklusif menjauh. Kaprikornus yang pertama muncul ada di amygdala, kalau relevan masuk ke korteks."

Comments

Popular posts from this blog

10 Hoax Kesehatan Yang Sering Beredar Di Whatsapp Dan Facebook

Massa tergabung dalam Gerakan Muda Anti Hoax (GEMA HOAX) mendesak polisi semoga tindak tegas penyebar hoax. (Foto: Lamhot Aritonang) Jakarta - Whatsapp dan Facebook sering jadi aplikasi yang dipakai orang-orang untuk bertukar informasi. Di dalamnya sering juga muncul hoax-hoax kesehatan. Bagaimana cara supaya kita sanggup mengetahui mana informasi kesehatan di Whatsapp dan Facebook yang patut dicurigai? Sekretaris Jendral Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Dr Berry Juliandi, Msi, menyampaikan biasanya hoax bermain dengan informasi yang membawa pesan impian atau ketakutan. Diperlukan perilaku kritis selalu mewaspadai informasi sehingga tidak gampang untuk mendapatkan informasi gres di Whatsapp dan Facebook . Sebagai pola setidaknya beberapa hoax ini selalu diulang beredar tidak ada matinya di Whatsapp dan Facebook: 1. Main ponsel di kawasan gelap sebabkan tumor mata Informasi soal ancaman main ponsel sambil tiduran seringkali kita dapatkan, mulai dari pesan berisi bahaya-baha...

Potential Blood And Body Waste Check For Syndrome Greeted With Skepticism

A research team at the University of statesman claims to own developed blood and body waste tests which will effectively indicate syndrome in youngsters. The study, exploitation advanced machine learning algorithms designed to spot variations in blood and body waste between syndrome spectrum disorder (ASD) subjects and healthy youngsters, suggests a spread of recent biomarkers that might be associated with the condition. A big hunt is presently afoot for a transparent biomarker which will enable doctors Associate in Nursing objective pathological thanks to diagnose ASD. presently the sole thanks to diagnose the condition is thru behavioural assessments, and most kids are not known as unfit till once the age of 4. The condition is undeniably advanced, with several researchers recognizing the causes as stock-still in Associate in Nursing elusive combination of genetic variants and environmental factors. Previous analysis has recommended Associate in Nursing assortment of attainabl...

Difteri: Penyebab, Gejala, Obat, Dan Cara Mencegahnya

Ruang isolasi pasien difteri di salah satu rumah sakit di Garut. (Foto: Hakim Ghani) Jakarta - Difteri ialah penyakit infeksi basil yang beberapa kali menimbulkan insiden luar biasa (KLB) di Indonesia. Penyakit ini sudah dideskripsikan semenjak kala ke-5 sebelum masehi oleh para ilmuwan Yunani dan menjadi penyebab ajal terbanyak pada anak-anak. Konsultan penyakit infeksi Dr dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan difteri mematikan lantaran membentuk selaput di kanal napas. Dampaknya seorang anak akan jadi kesulitan atau bahkan tidak sanggup bernapas. Selain itu basil difteri juga memproduksi toksin yang sanggup merusak jantung, ginjal, dan saraf memicu komplikasi. Dikutip dari banyak sekali sumber, berikut beberapa fakta yang perlu kau tahu wacana difteri: 1. Penyebab difteri Difteri disebabkan oleh infeksi basil berjulukan Corynebacterium Diphteriae pertama kali diidentifikasi oleh ilmuwan berjulukan F. Loeffler sekitar tahun 1880....