Skip to main content

Jumlah Penduduk Ri Capai 300 Juta Di 2045, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Kepadatan penduduk jadi tantangan bagi kesehatan (Foto: Agung Pambudhy) Kepadatan penduduk jadi tantangan bagi kesehatan (Foto: Agung Pambudhy)

Jakarta - Total jumlah penduduk Indonesia mencapai 267 juta pada 2019 berdasar proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan asumsi ini, bukan mustahil jumlah penduduk Indonesia mencapai 300 juta pada 2045. Untung atau rugi kalau jumlah penduduk terlalu besar?

"Kita justru harus menahan jangan hingga mencapai 300 juta di 2045. Dengan jumlah yang tidak terlalu besar, kita dapat fokus pada peningkatan kualitas generasi produktif," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Prof Sri Moertiningsih Adioetomo.



Target tersebut dapat tercapai kalau Total Fertility Rate (TFR) dapat ditekan di angka 2,1. Saat ini TFR masih di angka 2,4 yang mengindikasikan ada keluarga yang punya anak lebih dari 2. Menurut Sri, angka ini dapat jadi lebih besar di tingkat kota dan kabupaten.

Penurunan TFR tak hanya dengan mengendalikan kehamilan, tapi juga perjuangan kesehatan lainnya. Misal sosialisasi pencegahan nikah dini, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga. Pengetahuan yang cukup memungkinkan calon orangtua mencegah anaknya terlahir Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau stunting.

Dengan perjuangan tersebut, beban yang akan ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tidak terlalu besar. Penghematan anggaran dapat dipakai untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, untuk memetik laba bonus demografi.

Comments

Popular posts from this blog

10 Hoax Kesehatan Yang Sering Beredar Di Whatsapp Dan Facebook

Massa tergabung dalam Gerakan Muda Anti Hoax (GEMA HOAX) mendesak polisi semoga tindak tegas penyebar hoax. (Foto: Lamhot Aritonang) Jakarta - Whatsapp dan Facebook sering jadi aplikasi yang dipakai orang-orang untuk bertukar informasi. Di dalamnya sering juga muncul hoax-hoax kesehatan. Bagaimana cara supaya kita sanggup mengetahui mana informasi kesehatan di Whatsapp dan Facebook yang patut dicurigai? Sekretaris Jendral Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Dr Berry Juliandi, Msi, menyampaikan biasanya hoax bermain dengan informasi yang membawa pesan impian atau ketakutan. Diperlukan perilaku kritis selalu mewaspadai informasi sehingga tidak gampang untuk mendapatkan informasi gres di Whatsapp dan Facebook . Sebagai pola setidaknya beberapa hoax ini selalu diulang beredar tidak ada matinya di Whatsapp dan Facebook: 1. Main ponsel di kawasan gelap sebabkan tumor mata Informasi soal ancaman main ponsel sambil tiduran seringkali kita dapatkan, mulai dari pesan berisi bahaya-baha...

Potential Blood And Body Waste Check For Syndrome Greeted With Skepticism

A research team at the University of statesman claims to own developed blood and body waste tests which will effectively indicate syndrome in youngsters. The study, exploitation advanced machine learning algorithms designed to spot variations in blood and body waste between syndrome spectrum disorder (ASD) subjects and healthy youngsters, suggests a spread of recent biomarkers that might be associated with the condition. A big hunt is presently afoot for a transparent biomarker which will enable doctors Associate in Nursing objective pathological thanks to diagnose ASD. presently the sole thanks to diagnose the condition is thru behavioural assessments, and most kids are not known as unfit till once the age of 4. The condition is undeniably advanced, with several researchers recognizing the causes as stock-still in Associate in Nursing elusive combination of genetic variants and environmental factors. Previous analysis has recommended Associate in Nursing assortment of attainabl...

Difteri: Penyebab, Gejala, Obat, Dan Cara Mencegahnya

Ruang isolasi pasien difteri di salah satu rumah sakit di Garut. (Foto: Hakim Ghani) Jakarta - Difteri ialah penyakit infeksi basil yang beberapa kali menimbulkan insiden luar biasa (KLB) di Indonesia. Penyakit ini sudah dideskripsikan semenjak kala ke-5 sebelum masehi oleh para ilmuwan Yunani dan menjadi penyebab ajal terbanyak pada anak-anak. Konsultan penyakit infeksi Dr dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan difteri mematikan lantaran membentuk selaput di kanal napas. Dampaknya seorang anak akan jadi kesulitan atau bahkan tidak sanggup bernapas. Selain itu basil difteri juga memproduksi toksin yang sanggup merusak jantung, ginjal, dan saraf memicu komplikasi. Dikutip dari banyak sekali sumber, berikut beberapa fakta yang perlu kau tahu wacana difteri: 1. Penyebab difteri Difteri disebabkan oleh infeksi basil berjulukan Corynebacterium Diphteriae pertama kali diidentifikasi oleh ilmuwan berjulukan F. Loeffler sekitar tahun 1880....